Rabu, 06 Mei 2015

Menteri Desa Minta Pimpinan Daerah Terbitkan Aturan Penetapan Dana Desa

Gampong Balai-Samadua. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Marwan Jafar meminta para bupati dan wali kota segera menerbitkan peraturan tentang penetapan dana desa.

Demikian pula dengan Perda APBD 2015, yang diminta Kementerian Keuangan sebagai syarat pencairan dana desa.

"Informasi terakhir dari Ditjen Perimbangan Keuangan per tanggal 30 April 2015, baru 100 kabupaten yang telah menerima penyaluran dana desa tahap pertama dari total 434 kabupaten/kota," kata Menteri Marwan, Rabu (6/5).

Dana desa, lanjut Menteri Marwan, baru tercairkan tahun ini sebesar Rp 1,762 triliun atau 8,49% dari total Rp 20,766 triliun. "Atau sekitar 23 persen kabupaten/kota yang menerima penyaluran dana desa tahap pertama di akhir April 2015," kata dia.

Lambatnya pencairan dana desa, menurut Menteri Marwan, disebabkan belum disampaikannya dua prasyarat oleh kabupaten/kota ke Kementerian Keuangan. Yakni, Perda APBD 2015 dan terutama peraturan bupati/wali kota (Perbup/Perwalikota) tentang Penetapan Dana Desa 2015.

Sumber: http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/05/06/nnxrnh-menteri-desa-minta-pimpinan-daerah-terbitkan-aturan-penetapan-dana-desa

Jumat, 24 April 2015

Empat Prioritas Penggunaan Dana Desa

Gampong Balai-Samadua. Apa itu Dana Desa? Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk mendanai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.

Oleh karena itu, Dana Desa tidak boleh digunakan asal-asalan atau untuk kegiatan yang tidak menguntungkan pengembangan Desa. Dana Desa harus sesuai atau selaras dengan RPJMDes dan RKPDes. Dalam Permendes Nomor 5 Tahun 2015 disebutkan bahwa prioritas penggunaan Dana Desa untuk pembangunan Desa harus memenuhi empat prioritas utama.

Keempat prioritas utama penggunaan Dana Desa yaitu; pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, dan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan. [Secara lengkap baca: Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2015]

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar, maka prioritas penggunaan Dana Desa yaitu; pengembangan pos kesehatan Desa dan Polindes, pengelolaan dan pembinaan Posyandu, pembinaan dan pengelolaan pendidikan anak usia dini.

Penggunaan Dana Desa untuk prioritas penggunaan Sarana dan Prasarana Desa harus mendukung target pembangunan sektor unggulan, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap tahunnya, yang diprioritaskan.

Target yang diproritaskan yaitu mendukung kedaulatan pangan, mendukung kedaulatan energi, mendukung pembangunan kemaritiman dan kelautan; dan mendukung pariwisata dan industri. Untuk sarana dan prasarana didasarkan atas kondisi dan potensi Desa, yang sejalan dengan pencapaian target dalam RPJM Desa dan RKPDesa setiap tahunnya, yang diantaranya dapat meliputi:

Dana Desa untuk Pembangunan Sarana dan Prasarana antara lain; pembangunan dan pemeliharaan jalan Desa, pembangunan dan pemeliharaan jalan usaha tani, pembangunan dan pemeliharaan embung Desa, pembangunan energi baru dan terbarukan, pembangunan dan pemeliharaan sanitasi lingkungan.

Selanjutnya untuk pembangunan dan pengelolaan air bersih berskala Desa, pembangunan dan pemeliharaan irigasi tersier, pembangunan dan pemeliharaan serta pengelolaan saluran untuk budidaya perikanan, dan pengembangan sarana dan prasarana produksi di Desa.

Penggunaan Dana Desa juga harus diprioritaskan untuk pemberdayaan masyarakat Desa terutama untuk penanggulangan kemiskinan dan peningkatan akses atas sumber daya ekonomi.

Penggunaan Dana Desa untuk pemberdayaan masyarakat harus mampu meningkatkan kualitas proses perencanaan Desa, mendukung kegiatan ekonomi baik yang dikembangkan oleh BUM Desa maupun oleh kelompok usaha masyarakat Desa lainnya, pembentukan dan peningkatan kapasitas Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa.

Penggunaan dana desa harus mampu meningkatkan pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi paralegal untuk memberikan bantuan hukum kepada warga masyarakat Desa, penyelenggaraan promosi kesehatan dan gerakan hidup bersih dan sehat, dukungan terhadap kegiatan desa dan masyarakat pengelolaan Hutan Desa dan Hutan Kemasyarakatan, dan peningkatan kapasitas kelompok masyarakat.

Sumber: http://risehtunong.blogspot.com/2015/04/penggunaan-dana-desa-harus-memenuhi.html

Menanam Jahe Dilahan Sempit


Gampong Balai-Samadua. Seandainya semua kalangan mau memanfaatkan lahan kosong untuk ditanami “apotik hidup” mungkin masyarakat tidak perlu susah-susah lagi untuk mencari tanaman obat. Memanfaatkan ruang kosong di lingkungan tempat tinggal tidaklah sulit, Anda bisa memanfaatkan polybag ataupun pot-pot yang diisi media tanam sehingga bisa dimanfaatkan untuk menanam tanaman obat. Salah satu tanaman obat yang bisa Anda tanam adalah jahe merah, selain memiliki banyak manfaat tanaman jahe merah juga memiliki nilai jual yang tinggi.

Budidaya jahe dalam karung atau menanam jahe dengan sistem bag culture biasa dilakukan karena beberapa alasan. Yang pertama karena keterbatasan lahan atau kurangnya lahan yang baik untuk budidaya jahe. Selain itu budidaya jahe di dalam karung membuat benih yang ditamam sehat dan bebas dari penyakit bakteri yang menyebabkan daun layu. Sehingga bisa meningkatkan hasil dari budidaya jahe merah. Sistem budidaya jahe dalam karung ini sangat ramah lingkungan dan juga bisa dilakukan di lahan yang sempit.
Cara Budidaya Jahe Merah Dalam Karung


kristinatmojo.blogspot.com

Cara menanam jahe merah tidaklah terlalu sulit, Anda cukup membudidayakan tanaman ini disela-sela tanaman utama (tanaman buah, kopi, coklat, sengon, dll.). Sedangkan untuk mendia tanamnya sendiri bisa menggunakan karung, polybag, glangsing yang telah diisi tanah atau bokashi. Dengan melakukan perawatan sederhana yaitu melakukan pemupukan secara berkala dengan bokashi dan juga SOT HCS yang disemprotkan atau disiram pada bibit yang ditanam. Untuk penyemprotan dengan menggunakan SOT HCS cukup dilakukan 2 minggu sekali, sedangkan penambahan bokashi dilakukan seiring pertumbuhan tunas bibit jahe sampai polybag terisi dengan ketinggian sekitar 80%. Setelah plybag terisi penuh dengan bokashi dan tanah maka yang harus dilakukan tinggal melakukan perawatan sampai masa panen tiba. Biasanya lama panen antara 10 sampai 12 bulan. Bila tertarik untuk mebudidayakan tanaman ini, Anda bisa mengikuti langkah-langkah menanam jahe merah dalam karung berikut ini.
Proses Pembibitan Jahe Merah


http://hedgerowdesign.com/

Sebenarnya paling mudah dalam budidaya jahe ini Anda bisa membeli bibit jahe yang sudah siap tanam atau yang telah bertunas sekitar 5-10 cm. Tapi bila susah mendapatkan bibit tunas Anda bisa menyemai bibit jahe ini sendiri di rumah. Ada beberapa cara yang bisa Anda gunakan untuk menyemai bibit jahe salah satunya adalah penyemaian jahe di dalam kotak kayu.

Cara pembibitan jahe bisa dilakukan dengan cara memilih rimpang jahe yang baru dipanen lalu dijemur sementara dan disimpan selama satau sampai dua bulan. Patahkan rimpang jahe dengan tangan, di mana setiap potongan mempunyai tiga sampai lima tunas lalu dijemur ulang selama satu hari. Sebelum disemai bibit jahe harus diseterilkan dari virus penyakit. Pembersihan dari virus bisa dilakukan dengan cara mencelupkan bakal bibit yang sudah dikemas dalam karung tadi ke dalam PHEFOC HCS selama 5 menit lalu keringkan. Setelah bakal bibit kering rendam kembali menggunakan zat pengatur tumbuh SOT HCS selama empat jam. Setelah selesai direndam tiriskan bakal bibit sampai kering, bibit telah siap untuk disemaikan.
Cara Menanam Jahe Merah Dalam Karung


http://i.ytimg.com/

Ambil bakal bibit yang telah disemaikan lalu patahkan rimpang jahe tersebut menggunakan tangan menjadi 2-3 ruas di mana setiap ruas terdapat minimal 2 mata tunas. Setelah itu buatlah campuran tanah dengan bokashi dengan perbandingan 3:1. Masukan campuran tanah dan bokashi tersebut ke dalam polybag atau karung dengan ketinggian 15 cm. Jika Anda menggunakan karung sesuaikan tinggi karung dengan cara melipat bagian atas karung agar mendapatkan ketinggian yang sesuai. Kemudian masukan tunas bibit jahe kedalam polybag atau karung yang telah diisi campuran tanah dan bokashi. Dalam satu karung cukup diisi sekitar 2-3 titik tanam supaya hasil yang didapat maksimal.
Cara Perawatan dan Pemupukan


http://www.wikihow.com/

Untuk perawatan tanaman ini cukup mudah. Untuk perawatan Anda bisa menyiraminya minimal satu kali dalam sehari, tapi bila cuaca panas sebaiknya melakukan penyiraman dua kali sehari. Apabila usia jahe sudah mencapai 2-4 minggu lakukan pengocoran dengan mengunakan fermentasi SOT HCS.

Lakukan kembali pengurukan karung atau polybag dengan campuran tanah dan bokashi (3:1) bila jahe sudah menginjak usia 2-3 bulan atau jika rimpang jahe sudah terlihat menyembul keluar. Lakukan proses pengurukan ini berulang kali dengan memperhatikan pertumbuhan jahe hingga usia 8 bulan atau sampai polybag atau karung terisi penuh.
Dengan menggunakan teknik sederhana ini Anda bisa mendapatkan hasil panen yang melimpah, karung atau polybag yang Anda gunakan untuk menanam jahe akan terisi penuh dengan rimpang jahe. Bahkan ada beberapa petani yang memanen jahe setiap satu karung berisi sekitar 20 kg jahe. wooww dahsyat bukan? Jika langkah-langkah di atas sudah Anda lalui selama 8-10 bulan, sudah saatnya Anda memanen hasil dari budidaya jahe merah.

Rabu, 22 April 2015

Cara Mengatasi Hama dan Penyakit Tanaman Pala


Gampong Balai- Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, tanaman kita harus sehat dan terbebas dari Hama Dan Penyakit. Begitu pun pada tanaman PALA, agar tanaman PALA tumbuh sehat dan produktive, tanaman PALA harus terbebas dari hama dan penyakit. Dan pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang Hama Dan Penyakit Tanaman Pala , serta cara penanggulangannya..

Hama dan Penyakit Tanaman PALA


A. Hama

Hama penting yang sering menyerang tanaman pala di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Penggerek Batang (Batocera spp.)

Serangan hama penggerek batang menimbulkan gejala terdapat gerekan pada batang dengan diameter ½-2 cm, dan dalam lubang gerekan tadi terdapat serbuk kayu. Akibat serangan hama ini dalam waktu yang lama dapat mematikan tanaman.

Pengendalian hama penggerek batang dapat dilakukan dengan cara menutup lubang gerekan dengan kayu, menginjeksi racun sehingga sistemik ke dalam batang, membuat lekukan pada lubang gerekan dan membunuh hamanya.

2. Rayap

Serangan rayap banyak dijumpai pada kebun-kebun yang kurang bersih dari semak dan tunggul-tunggul pohon. Rayap biasanya menyerang bagian bawah tanaman, dimulai dari akar dan pangkal batang hingga bagian dalam batang, sehingga seluruh bagian batang terserang.

Tanda khusus serangan rayap adalah terjadinya bercak hitam pada permukaan batang. Apabila bercah hitam dikupas, maka kelihatan sarang serta saluran yang dibuat oleh rayap di dalamnya. Akhirnya batang tanaman yang terserang berat akan mati.

Pengendalian rayap dapat dilakukan dengan cara menyemprot larutan insektisida dua kali dalam setahun. Penyemprotan ditujukan pada tanah dan sekitar batang untuk mencegah naiknya rayap ke bagian batang sebelah atas.

3. Kumbang (areoceum foriculatus)

Hama Ini menyerang biji pala yang telah jatuh. Imago menggerek biji, kemudian meletakkan telur di dalamnya. Dalam biji tersebut, telur akan berkembang menjadi lundi yang dapat menggerek biji pala secara keseluruhan.

Pengendalian hama kumbang dapat dilakukan dengan cara memetik buah pala yang terserang, kemudian buah atau biji pala tersebut segera dikeringkan.

B. Penyakit

Penyakit utama yang sering merugikan tanaman pala diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Busuk Buah Kering

Penyebab penyakit busuk buah kering adalah cendawan (jamur) Siigmina myristicae (Stein) Mand. Sum Et Rifai. Gejala serangan yang dapat diamati secara visual adalah pada buah yang terinfeksi mula-mula terdapat bercak-bercak kecil bulat bergaris tengah kurang lebih 0,3 cm, berwarna cokelat atau mengendap (cekung).

Bercak tersebut akan terus meluas mencapai kurang lebih 2,5 cm. Pada permukaan bercak, jamur akan membentuk massa berwarna hitam kehijauan. Akhirnya bercak akan mongering dan menjadi keras, sehingga buah pecah dan gugur.

Pengendalian penyakit busuk buah kering dapat dilakukan dengan cara mengurangi kelembapan dengan mengadakan pembabatam gulma dan sanitasi kebun, membakar sisa-sisa tanaman yang sakit, dan penyemprotan fungisida Dithame M-45 konsentrasi 0,2%.

2. Busuk Buah Basah

Penyebab penyakit busuk buah basah adalahcendawan (jamur) Colletotrichum gloeosporioides Penz. Gejala serangan yang dapat diamati adalah paha pangkal buah yang terinfeksi terdapat bercak-bercak berwarna cokelat. Perkembangan bercak cepat sekali, sehingga dalam beberapa hari garis tengahnya mencapai 2,5 cm . Bagian dalam daging buah menjadi rusak, lunak, dan berair kebasah –basahan. Buah yang sakit menjadi mudah gugur dan berwarna cokelat seperti habis direbus.

Pengendalian penyakit busuk buah basah dapat di lakukan dengan cara menjaga kebersihan (sanitasi) kebun, memangkas buah yang terserang berat, dan menyemprot tanaman dengan fungisida selama musim hujan antara lain dengan Dithane M-45 konsentrasi 0,2%.

3. Busuk Buah dan Gugur Daun

Penyebab penyakit busuk buah dan gugur daun adalah cendawan (jamur) phythopthora palmivora (Butl) Butl. Gejala serangan penyakit ini adalah terdapat bercak-bercak kecil berwarna kehitaman pada buah yang masih muda. Bercak tersebut terus meluas, sehingga akhirnya buah menjadi pecah, dan fuli berwarna putih tampak dari luar, hingga akhirnya buah busuk.

Serangan pada buah pala yang masak menyebabkan kulit buah bebercak-bercak berwarna kuning sampai cokelat tua kehitaman. Daun dan pangkal daun yang terinfeksi menjadi berwarna cokelat tua kehitaman, daun rontok, dan akhirnya pohon menjadi gundul.

Pengendalian penyakit busuk buah dan gugur daun dapat dilakukan dengan cara mengatur jarak tanam yang lebar (jarang), pemangkasan bagian tanaman yang sakit, dan sanitsi kebun.

4. Terbelah putih

Penyebab penyakit terbelah putih adalah cendawan (jamur) Coreneum sp. Gejala serangannya adalah terdapat bercak-bercak kecil berwarna ungu kecokelatan pada bagian luar daging buah yang berumur antara 5-8 bulan. Bercak tersebut bertambah besar dan berubah menjadi hitam. Daging buah yang terinfeksi menjadi hitam. Daging buah yang terinfeksi menjadi terbelah dan kemudian buah akan jatuh sebelum tua.

Pengendalian penyakit terbelah putih dapat dilakukan dengan cara membuat saluran pembuangan air (drainase) yang baik, pengasapan belerang di bawah pohon dengan dosis 100 gram belerang/pohon, membuang buah-buah yang terserang, dan penyemprotan fungisida.

5. Pecah Buah Mentah

Penyakit pecah buah mentah disebut penyakit fisiologis yang disebabkan oleh beberapa factor, di antaranya umur pohon telah tua, penyerbukan dan pembuahan yang menyimpang, sifst-sifat keturunan, jarak tanam rapat, dan kondisi kebun tidak terpelihara. Serangan penyakit fisiologis biasanya terjadi pada buah yang berumur 4-6 bulan. Gejala serangan yang dapat diamati adalah buah pecah, sehingga biji dan fuli yang masih berwarna putih kemerahan sampai merah muda terlihat dari luar. Pengendalian penyakit fisiologis dapat dilakukan dengan cara memelihara tanaman secara intensif, terutama pemupukan dan sanitasi kebun.

6. Penyakit Lain

Penyakit lain yang sering ditemukan adalah kanker batang dan rumah laba-laba. Penyakit kanker batang menyerang batang, cabang,dan ranting, sehingga membengkak. Sedangkan penyakit rumah laba-laba menyerang cabang, ranting, dan daun, yang menimbulkan gejala daun mengering, kemudian diikuti oleh ranting serta cabang.

Pengendalian kedua jenis penyakit ini dapat dilakukan dengan cara membersihkan kebun dari semak belukar, memangkas bagian yang terserang dan kemudian membakarnya.


Sumber: Kelompok Tani & Ternak "CAHAYA ORGANIK" / Ds.Sayo- Kab.Poso

Datangi Transmigrasi, Menteri Marwan Nyatakan Aceh Kondusif

Aceh Besar -- Kondisi jalan yang rusak, berbukit, dan melintasi perhutanan, tidak menyurutkan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Marwan Jafar untuk mendatangi kawasan calon transmigrasi di Desa Data Cut, Jantho, Aceh Barat, Senin, (20/4).

"Kondisi Aceh sudah kondusif. Tidak ada yang perlu ditakuti lagi. Masyarakat dan aparat keamanan sudah bisa saling menjaga. Jadi untuk ditinggali trans, tidak perlu khawatir lagi. Kita akan terus kembangkan daerah lain," ujar Menteri Marwan.

Dan mendatangi kawasan trans terpencil, Menteri Marwan mengatakan, inilah tugas utama sebagai Menteri Desa. " Tidak hanya berkantor di kota saja, tapi desa dan kawasan tertinggal pasti saya datangi demi mensejahterakan masyarakat. Dan saya harap, mendapat dukungan dari seluruh elemen masyarakat," ujar Menteri Marwan.

Desa Data Cut berjarak sekitar 30 kilo atau menempuh jarak 30 menit dari ibukota kabupaten Aceh Barat. Daerah itu dulunya di masa konflik, terkenal dengan wilayah "hitam". Sekitarnya dikelilingi perbukitan yang potensi wilayahnya pada sektor perkebunannya.

Daerah itu disiapkan untuk trans lokal dengan luas areal kisaran 200 hektar yang bisa menampung 700 keluarga. Sementara disiapkan hanya 50 Keluarga. Sebelum ke lokasi Desa Data Cut, ada wilayah transmigrasi di Desa, Sukatani yang sudah dihuni sejak tahun 1983 dengan pendatang dari Jawa sebanyak 200 keluarga. Namun karena konflik, akhirnya ditinggalkan dan hanya menyisakan 50 keluarga.

"Kalau seorang Menteri sudah pernah ada datang ke lokasi, berarti kondisi daerah sini sudah aman. Dan bisa dijadikan lokasi transmigrasi. Tapi untuk sementara untuk trans lokal. Tidak menutup kemungkinan dari daerah lain," ujar Menteri Marwan.

Sesudah mendatangi wilayah calon trans, Menteri Marwan mendatangi perajin rencong Aceh Besar, Gampong Baet mesjid dan Baet Lampuot. Di tempat itu, Menteri Marwan melihat langsung pembuatan senjata khas Aceh tersebut. "Harus dilestarikan dan menjadi peningkatan ekonomi masyarakat sekitarnya. Selain lestarikan budaya, harus dapat sejahterakan warga," ujarnya.

"Memang kendalanya, hanya pemasaran. Nanti kementerian bantu untuk mensosialisasikan market ke pasaran lokal, nasional, dan internasional. Pemerintah daerah harus bisa membantu dan mendorong serta perhatikan kerajinan khas masyarakatnya," ujar Menteri Marwan.

Ditegaskan lagi, potensi daerah harus dikembangkan melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Dengan badan itu, sesungguhnya bisa membangun level paling bawah, yaitu masyarakat. "Pendekatan kita kesejahteraan, ekonomi. Itu yang kita kembangkan untuk sejahterakan masyarakat desa," ujar Menteri Marwan.

Sumber:http://kemendesa.go.id/berita/1448/datangi-transmigrasi-menteri-marwan-nyatakan-aceh-kondusif